Kamis, 27 November 2014

Teknologi BCI dalam film SURROGATES  (2009)

V. Tri Frebrina Harisetyawan
1206222326



            Surrogates (2009) adalah sebuah film yang menggambarkan masa depan dimana teknologi sudah sangat maju, di tandai dengan adanya robot-robot penggani manusia yang disebut Surrogates. Surrogates ini adalah sebuah robot yang mirip dengan manusia secara fisik, cara kerja otak dan kemampuan berkomunikasi. Robot ini dikendalikan oleh manusia dengan cara duduk atau berbaring di tempat tidur dan menghubungkan mata dan kepala ke computer sehingga surrogates dapar dikendalkan jarak jauh. Komputer ini berfungsi untuk mengontrol Surrogates mereka dengan pikiran mereka di dalam otak, Hingga akhirnya kecanggihan teknologi ini mengubah kehidupan manusia yang mana semua aktivitas dikendalikan dengan robot-robot surrogates sehinga dapat dikatakan manusia kehilangan peranya sebagai manusia.

            Sistem pengendalian surrogates ini mengimplementasikan BCI – Brain Computer Interface yang mempunyai chip memory dan ditanamkan di kepala bagian belakang. Surrogates awal mulanya diteliti pada monyet yang menggunakan tangan buatan da digerakkan denga pikiran monyet tersebut. Surrogates juga digunakan untuk orang cacat fisik dan memiliki keterbatasan yang menggunakan pikirannya untuk mengendalikan/menggerakkan badan sistetiknya

Brain-Computer Interface (BCI) merupakan perancangan sebuah sistem untuk menghasilkan komunikasi baru yang langsung antara mesin/komputer dengan sistem saraf otak manusia. Dalam penggunaan sistem BCI, manusia dapat menggerakkan mesin/komputer secara langsung tanpa harus menggerakkan anggota tu.buhnya dengan sinyal-sinyal otak yang diproses untuk dapat meng-command mesin tersebut. Di dalam otak terdapat banyak neuron-neuron yang saling dihubungkan dengan dendrite dan axon. Sinyal otak ini menarik untuk diteliti dan diobservasi karena setiap kali kita memikirkan sesuatu, sinyal elektris akan dihasilkan karena adanya beda potensial dari ion yang ada di membrane suatu neutron.



Pondasi utama ilmu pengetahuan yang menjadi dasar BCI adalah neirosains (ilmu yang mempelajari tentang system syaraf manusia) dan ilmu rekayasa biomedis. Dalam neurosains dikenal istilah neural prostheses atau seperangkat peralatan yang dapat menggantikan fungsi dari system syaraf atau organ sensor dalam tubuh manusia. Fungsi dari BCI yaitu mampu menggambarkan apa yang ada di dalam pikiran manusia, dan menterjemahkannya ke dalam komputer. Sekaran ini, para ilmuwan komputer bekerja sama dengan ilmuwan biomedis, menangkap dan mempelajari pola-pola dari sinyal elektris tersebut, kemudian menerjemahkannya untuk dapat digunakan dalam melakukan pengontrolan suatu alat. Sebagai contoh, ketika seseorang melihat suatu objek berwarna merah, sinyal elektris yang dihasilkan akan mempunyai pola yang selalu sama.
Perkembangan Surrogates ini dimulai pada tahun 2002, 7 tahun sebelumnya dari pembuatan film, menurut VSI (Pemimpin Produsen Industri), secara fakta surrogates digunakan 98% populasi dunia di hampir semua aktivitas kehidupan. Berdasarkan hal ini, rekor tindak kriminal seperti kekerasan, penyakit menular, dan diskriminasi juga berkurang sangat jauh. Tiga tahun sebelumnya dari pembuatan film yaitu 2006, terjadi prokontra dikalangan masyarakat. Banyak masa yang dipimpin oleh Zaire Powell yang menentang penggunaan surrogates dan membatasi penggunaannya karena surrogates adalah kehidupan palsu.

Perkembangan teknologi semakin maju dan berhasil diciptakan robot surrogates. Film ini menceritakan beberapa khasus kecelakaan yang terjadi dalam kehidupan. Dengan robot surrogatess korban jiwa dapat dihindari karena yang mengalami kecelakaan bukan manusia pemilik surrogate itu sendiri. Di awal tahun ini robotic surrogates ini diciptakan dan diintegrasi penuh untuk menjalankan tugas-tugasnya dalam memenuhi kebutuhan manusia. Robotic surrogates ini mendapat energinya dari baterai yang bisa dichargeRobotic surrogates secara nyatanya tidak membuat pemiliknya selalu aman. Berdasarkan film ini, manusia pengguna robotic surrogates bisa tewas pada saat melakukan pengendalian surrogatesnya karena ada kesalahan yang terjadi pada alat kendali.

Kesimpulan yang di dapat dari film ini adalah, kita sebagai manusia harus bijak dalam menanggapi kemujuan Teknologi. Kemajuan teknologi dikemabangkan oleh manusia sendiri dan untuk menunjang kehidupan manusia, membantu manusia dalam mempermudah melakukan sesuatu dan menunjang kebutuhan manusia. Sebuah robot yang dibuat dengan kecanggihan tinggi bahkan dapat dikatakan lebih canggih dari manusia dalam segi kecepatan bekerja, ketahanan bekerja, dan keakuratan melakukan pekerjaan. Dari sini, timbul presepsi bahwa robot terlalu urgensi dalam menggatikan peran manusia dalam kehidupan sehari-hari. Segala sesuatu pekerjaan manusia yang bisa dikerjakan robot akan difungsi alihkan ke robot, sehingga lama kelamaan manusia akan kehilangan perannya sebagai manusia. Dalam film Surrogatess, manusia kehinlangan komunikasi antar manusia sendiri, rasa malas dalam melakukan sesuatu karena kehidupan mereka sehari-hari hanya tidur berbaring dan mengendalikan pikirannya pada sebuah robot surrogates ini. Perkembangan teknologi, mempunyai banyak kepositifan dan dampak negative yang harus di antisipasi secara bijak oleh pembuat perkembangan teknologi itu sendiri, yaitu manusia. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar